Senin, 11 Februari 2013

Polusi


Polusi Udara

1.Pengertian
Polusi udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisikkimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
2.      Polutan di Udara


Sulfur oksida(gas dan partikulat)
pembakaran bahan bakar industri, proses peleburan logam 
Ozon
Reaksi fotokimia
Timbal dan mangan
Kendaraan Bermotor
Materi partikulat, klorin, dan kadmium
produk pembakaran berbagai bahan/ zat buangan industri
Nitrogen oksida (NO dan NO2
pembakaran bahan bakar industri, bangunan pembangkit listrik, kompor gas, perapian, kebakaran hutan, tanah pertanian yang dipupuk berlebihan
Karbonmonoksida dan Karbondioksida
pembakaran bahan bakar industri dan kendaraan bermotor
Formaldehid
asap rokok, perabot kayu
Asbes
ubin, atap
Amonia
produk-produk pembersih
Hidrokarbon
asap rokok, pembakaran bahan bakar industri, dan kendaraan bermotor
Trikloroetan
Semprotan aerosoll
Para-diklorobenzena
penyegar/pengharum ruangan
Tetrakloroetilen
Uap drycleaning pada pakaian

3.      Indikator Polusi Udara
·         Indikator fisik : sifat-sifat udara yang dapat diamati, udara yang bersih seharusnya tidak berwarna dan tidak berbau,udanya warna atau bau pada udara menunjukkan adanya polutan.
·         Indikator kimia : Jenis polutan yang dipantau antara lain karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), ozon (03), da­materi partikulat (debu). Peningkatan konsentrasi senyawa-senyawa polutan di udara merupakan indikator bagi tingkat polusi udara
·         Indikator Biologi : Contoh indikator biologi untuk mengamati tingkat polusi udara adalah lumut kerak (Lichenes). Lumut kerak merupakan simbiosis antara algae fotosintetik atau cyanobakteria dengan fungi. Lumut kerak terdiri atas beberapa kelompok yang masing-masing memiliki tingkat sensitivitas berbeda terhadap polutan udara. Oleh karena itu, keberadaan kelompok lumut kerak tertentu di suatu wilayah dapat menjadi indikator bagi tingkat polusi udara di wilayah. lumut kerak Usnea sp. dan Evernia sp. tidak akan dapat bertahan hidup Iiikit konsentrasi sulfur dioksida di udara terlalu tinggi.

4.      Dampak Polusi Udara
- Penipisan Ozon
- Pemanasan Global ( Global Warming )
- Penyakit pernapasan, misalnya : jantung, paru-paru dan tenggorokan
- Terganggunya fungsi reproduksi
- Stres dan penurunan tingkat produktivitas
- Kesehatan dan penurunan kemampuan mental anak-anak
- Penurunan tingkat kecerdasan (IQ) anak-anak.
- Hujan asam
5.   Upaya Penanggulangan Polusi Udara
- Clean Air Act yang dibuat oleh pemerintah dan menambah pajak bagi industri yang melakukan pencemaran udara.
- Mengembangkan teknologi yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui diantaranya Fuel Cell dan Solar Cell.
- Menghemat Energi yang digunakan.
- Menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal.


Polusi Air
           1.Pengertian
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air seperti danausungailautan dan air tanah akibat aktivitas manusia.
2.      Polutan di Air
Jenis Polutan
Sumber Utama
Agen penyebab penyakit
limbah (buangan) rumah tangga, buangan hewan
Limbah yang memerlukan Oksigen
kotoran hewan dan manusia, Eimbah industri, aliran buangan dari perkotaan
Bahan kimia Organik minyak
Buangan mesin dan kedaraan bermotor, kebocoran pipa,tumpahan tangki,dan sumur minyak 
Pestisida dan herbisida
lahan pertanian dan perkebunan, program pembasmian nyamuk
PlastikDeterjen Senyawa-senyawa
berklorin
Bahan kimia anorganik Senyawa asam
Garam-garaman
Timbal
Merkuri
Nutrien tumbuhan
(fosfat dan nitrat)
Sedimen
Bahan radioaktif
Panas

rumah tangga dan industri rumah tangga dan industri-industri kertas dan industri lain yang metakukan proses pemutihan
(bleaching), air yang ditambahkan
klorin (sebagai desinfektan)
pertambangan, limbah industri, pengendapan asam
irigasi pertanian, pertambangan, limbah industri, ladang minyak, aliran buangan dari perkotaan
bahan bakar yang mengandung timbal, beberapa pestisida, peleburan timbal
limbah industri, fungisida
aliran dari pertanian,
pertambangan, limbah rumah
tangga, limbah industri, air limbah yang tidak terolah dengan balk, industri pengolahan makanan,
Fosfat yang terkandung dalam deterjen
erosi tanah, aliran dari pertanian, pertambangan, hutan, dan kegiatan pembangunan (konstruksi)
batuan, tambang uranium, pembangkit tenaga nuklir, pengujian senjata nuklir
air pendingin dari industri dan pusat pembangkit listrik


3.      Indikator Polusi Air
·         Indikator Fisik : kekeruhan, bau, warna, dan suhu, dapat menjadi indikator bagi polusi., Air yang bersih seharusnya jernih (tidak keruh), tidak berbau, tidak berwarna, dan suhunya relatif sedang. Kekeruhan air berhubungan dengan konsentrasi partikel padat yang tersusupensi dalam air. Kekeruhan air dapat diukur secara sederhana menggunakan alat yang disebut cakram Secchi (secchi disc). Cakram Secchi ditandai dengan warna hitam dan putih. Cakram masih dapat dilihat dengan jelas menunjukkan tingkat penetrasi cahaya pada perairan tersebut. Bau dan warna atau perubahan suhu ekstrirr pada air dapat menunjukkan keberadaan senyawa kimia atau polutan tertentu dalam air.
·         Indikator Kimia : Kandungan senyawa-senyawa kimia dalam air dapat menjad. indikator terjadinya pencemaran/polusi air. Contohnya :
- Kandungan Nutrisi :  Nutrisi yang terlarut di air seperti unsur nitrogen, fosfor, dan karbon dibutuhkan untuk pertumbuhan organisme fotosintetik di perairan.
-  Kandungan Logam berat : timbal, merkuri, sanida, dan kadmium, menunjukkan telah terjadi polusi air.
-  Oksigen Terlarut (dissolved oxygen/DO) : Pengukuran oksigen terlarut akan menunjukkan volume oksigen yang terlarut di air. Masuknya zat polutan, seperti buangan pupuk atau sampah organik, dapat menurunkan volume oksigen terlarut. Jumlah oksigen terlarut di air sebaiknya antara 4,0 hingga 12,0 rng/L.
- Kebutuhan Oksigen Biokimia (Biochemical Oxygen Demand/ BOD)  : BOD berhubungan dengan DO,  Semakin rendah kadar oksigen terlarut DO) dalam air, semakin tinggi kadar BOD dalam air tersebut.pengukuran terhadap BOD secara tidak langsung menunjukkan kadar DO.
- pH/ tingkat keasaman : pH air yang normal adalah antara 6,5 hingga 9,0. Masuknya polutan yang bersifat asam dapat menurunkan nilai pH air dengan ekstrim (sangat asam atau sangat basa).
·         Indikator Biologi : Jumlah dan susunan organisme dalam air sangat berhubungan dengan tingkat polusi air. Beberapa fitoplankton, seperti diatom dan dinoflagelata, dan zooplankton dari kelompok rotifera, rentan terhadap polutan sehingga keberadaannya di perairan mengindikasikan kondisi air yang cukup bersih. Sebaliknya keberadaan protozoa parasit dan bakteri koliform dalam air mengindikasikan telah terjadi polusi air. Tingginya jumlah bakteri koliform pada perairan menunjukkan bahwa perairan tersebut telah tercemar kotoran/ tinja manusia dan hewan. Keberadaan bakteri koliform pada perairan dapat mengindikasikan adanya mikroorganisme patogen, seperti protozoa parasit, bakteri patogen, dan virus, yang juga biasa terdapat pada manusia dan hewan.
4.      Dampak Polusi Air
·         Terganggunya kehidupan organisme air karena berkurangnya kandungan oksigen.
·         Terjadinya ledakan ganggang dan tumbuhan air (eurotrofikasi)
·         Pendangkalan dasar perairan.
·         Tersumbatnya penyaring reservoir, dan menyebabkan perubahan ekologi.
·         Dalam jangka panjang adalah kanker dan kelahiran cacat.
·         Akibat penggunaan pertisida yang berlebihan sesuai selain membunuh hama dan penyakit, juga membunuh serangga dan makhluk berguna terutama predator.
·         Kematian biota kuno, seperti plankton, ikan, bahkan burung.
·         Mutasi sel, kanker, dan leukeumia.
5.    Upaya Penanggulangan Polusi Air
Pengenceran dan penguraian polutan air tanah sulit sekali karena airnya tidak mengalir dan tidak mengandung bakteri pengurai yang aerob jadi, air tanah yang tercemar akan tetap tercemar dalam yang waktu yang sangat lama, walau tidak ada bahan pencemaran yang masuk. Karena ini banyak usaha untuk menjaga agar tanah tetap bersih misalnya:
·         Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman.
·         Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem.
·         Pengawasan terhadap penggunaan jenis-jenis pestisida dan zat-zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran.
·         Memperluas gerakan penghijauan.
·         Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan.
·         Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya.
·         Melakukan intensifikasi pertanian.

Polusi Tanah
      1.Pengertian
Polusi tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
Polusi tanah mencakup berbagai perubahan fisik dan kimia pada tanah yang memberi dampak negatif bagi kehidupan tumbuhan dan makhluk hidup lain yang hidup di tanah.
2.      Polutan di Tanah
a.       Limbah Padat : Limbah padat meliputi bahan-bahan padatan buangan seperti kertas, plastik, kayu, metal, kaca, sisa makanan, karet, dan lainnya. Limbah/sampah ini meningkat jumlahnya setiap tahun dan seringkali menumpuk di lahan TPA (Tempat Pembuangan Akhir).
b.      Logam berat : kadmium, timbal, kromium, tembaga, besi, dan nikel
c.       Pestisida : Pestisida adalah senyawa yang digunakan untuk membunuh makhluk hidup yang dianggap mengganggu oleh manusia. Pestisida dapat dibagi lagi berdasarkan organisme targetnya menjadi insektisida (pembunuh serangga), herbisida (pembunuh gulma/tumbuhan pengganggu), rodentisida (pembunuh hewan pengerat), dan fungisida (pembunuh jamur. Pestisida sangat berguna untuk membantu meningkatkan jumlah panen atau mengontrol populasi organisme. Pestisida yang mencemari tanah dapat berdampak negatif secara langsung. hadap tumbuhan dan biota tanah lainnya atau secara tidak angsung dengan mencemari air. Pestisida yang berbahaya terrutama dari jenis yang memiliki efek luas dan sulit terurai sehingga keberadaannya di alam bersifat persistent (ada terus­ menerus) untuk waktu yang lama.
d.      Nitrogen : Nitrogen, fosfat, dan berbagai garam mineral merupakan unsur yang sangat diperlukan tumbuhan untuk Dertumbuhan.
3.      Indikator Polusi Tanah
·         Indikator fisik : Contoh indikator fisik yang menunjukkan kualitas tanah, antara lain warna tanah, kedalaman lapisan atas tanah, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, dan endapan pada tanah.
·         Indikator Kimia : pH, salinitas, kandungan senyawa kimia organik, fosfor nitrogen, logam berat, dan radioaktif merupakan contoh indikate­kimia bagi tingkat polusi tanah
·         Indikator Biologi : Cacing tanah merupakan salah satu indikator biologi pada pengukuran tingkat polusi tanah. Keberadaan cacing tanah dapat meningkatkan kandungan nutrisi pada tanah yang akan menyuburkan tanah. Populasi cacing tanah dipengaruhi oleh kondisi tanah habitatnya, seperti kondisi suhu, kelembapan, pH, salinitas, aerasi, dan tekstur tanah.
4.      Dampak Polusi Tanah
Ø  Dampak Pada Kesehatan
Dampak pencemaran tanah terhadap kesehatan tergantung , jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang terkena. Kromium , berbagai macam pestisida dan herbisida merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan kerusakan otak, serta kerusakan ginjal. Paparan kronis (terus-menerus) terhadap benzena pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukemia.
Merkuri (air raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal, dan mungkin tidak bisa diobati, PCB dan siklodiena terkait pada keracunan hati, Organofosfat dan karmabat menyebabkan ganguan pada saraf otot. Ada beberapa macam dampak pada kesehatan seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi mata dan ruam kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas, pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan Kematian..
Ø  Dampak Pada Lingkungan Atau Ekosistem
Dampak pada pertanian terutama perubahan metabolisme tanaman yang pada akhirnya dapat menyebabkan penurunan hasil pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan lapisan tanah dari erosi. Beberapa bahan pencemar ini memiliki waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kimia derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar tanah utama.
Pencemaran tanah juga dapat memberikan dampak terhadap ekosistem. Perubahan kimiawi tanah yang radikal dapat timbul dari adanya bahan kimia beracun/berbahaya bahkan pada dosis yang rendah sekalipun. Perubahan ini dapat menyebabkan perubahan metabolisme dari mikroorganisme endemik dan antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya bahkan dapat memusnahkan beberapa spesies primer dari rantai makanan, yang dapat memberi akibat yang besar terhadap predator atau tingkatan lain dari rantai makanan tersebut.

5.      Upaya Penanggulangan Polusi Tanah
1)      Sampah organik yang dapat membusuk/diuraikan oleh mikroorganisme antara lain dapat dilakukan dengan mengukur sampah-sampah dalam tanah secara tertutup dan terbuka, kemudian dapat diolah sebagai kompos/pupuk.
2)      Sampah senyawa organik atau senyawa anorganik yang tidak dapat dimusnahkan oleh mikroorganisme dapat dilakukan dengan cara membakar sampah-sampah yang dapat terbakar seperti plastik dan serat baik secara individual maupun dikumpulkan pada suatu tempat yang jauh dari pemukiman, sehingga tidak mencemari udara daerah pemukiman. Sampah yang tidak dapat dibakar dapat digiling/dipotong-potong menjadi partikel-partikel kecil, kemudian dikubur.
3)      Pengolahan terhadap limbah industri yang mengandung logam berat yang akan mencemari tanah, sebelum dibuang ke sungai atau ke tempat pembuangan agar dilakukan proses pemurnian.
4)      Penggunaan pupuk, pestisida tidak digunakan secara sembarangan namun sesuai dengan aturan dan tidak sampai berlebihan.
5)      Usahakan membuang dan memakai detergen berupa senyawa organik yang dapat dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme.

0 komentar:

Posting Komentar